Laporan
Keuangan Emiten Berstandar Internasional Minim
Whery Enggo Prayogi - detikfinance
Senin, 14/11/2011 11:16 WIB
Jakarta - Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK)
mencatat masih minimnya perusahaan publik yang mengimplementasikan standar
internasional pelaporan keuangan (IFRS). Ini terlihat dari laporan keuangan
tidak diaudit semester I-2011.
"Tahun lalu, kami sudah lakukan sosialisasi dengan memberikan
training. Baru keliatan di laporan Juni. Dan hasil review, masih kurang
implementasi ke sistem standar," kata Kepala Biro Standar Akuntansi dan
Keterbukaan Bapepam-LK Etty Retno Wulandari di gedung Bursa Efek Indonesia
(BEI), SCBD, Jakarta, Senin (14/11/2011).
Atas kenyataan minimnya penerapan pelaporan akuntansi keuangan
IFRS, Bapepam-LK akan melakukan sosialisasi kembali. Baik ke emiten atau kepada
akuntan publik. Masih belum serempaknya pelaporan, dianggap wajar mengingat
perpindahan sistem PSAK ke IFRS tengah berjalan.
"Selalu ada yang belum mengimplementasikan, karena dalam
proses konvergensi. Dan ke depan akan lebih banyak yang signidikan. Kami akan
sosialisasi lagi," paparnya. Bapepam-LK percaya penerapan International
Financial Reporting Standards membuat industri pasar modal lebih maju. Potensi
investor asal luar negeri dalam berinvestasi akan bertambah. Investor melakukan
analisa pada laporan keuangan emiten Indonesia, dengan pola yang sama untuk
perusahaan publik lain di berbagai negara.
"Laporan keuangan dengan standar internasional, maka laporan keuangan Indonesia bisa di-compare. Karena jumlah negara yang menggunakan IFRS di 120 negara. Kita (investor) akan susah mempelajari. Kalau ini kan mereka bisa pelajari satu standar," tegas Etty.
"Laporan keuangan dengan standar internasional, maka laporan keuangan Indonesia bisa di-compare. Karena jumlah negara yang menggunakan IFRS di 120 negara. Kita (investor) akan susah mempelajari. Kalau ini kan mereka bisa pelajari satu standar," tegas Etty.
Sepanjang tahun ini, terdapat 17 PSAK telah direvisi dengan
mengacu IFRS yang berlaku global. 17 PSK lain juga akan dilakukan perubahan
tahun 2012. "Kami masih berproses terus PSAK ke IFRS. Tahun lalu kami
sudah lakukan sosialisasi, dengan memberikan training," ucapnya.
Kovergensi ini juga mendapat perhatian dari Bank Dunia. Kepala
Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia, Stefan Koeberle, menyatakan, dengan
penyelarasan laporan keuangan akan meningkatkan iklim investasi. "Sebagai
anggota G20, Indonesia menjadi perhatian dunia. Penerapan standar
internasional, diharapkan bisa dilakukan oleh negara-negara lain di
kawasan," ucap Regional Manager Bank Dunia, Samia Msadek.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar